Saturday, September 27, 2008

Eid Mubarak




Kenangan Ramadhan di Bumi Kinanah











Salat tarawihnya, maidatur rahman, qiam di Masjid Amru dan lampu - lampu menerangi kemeriahan ramadhan

Tersentuh ..


Aku menuju ke peti surat dan mengambil dua keping kad Raya yang dihantar oleh suami yang masih 'disimpan' oleh Hamid Albar di Kem Kamunting. Satu untuk ku dan satu untuk Suhaib.

Jariku terlalu ingin untuk mengoyak dan membaca isinya tetapi segera disergah oleh Suhaib yang akan di hantar ke sekolah untuk program iktikaf dan mukhayyam. "Ummi, kita baca kad dalam kereta saja lah, dah lewat ni..," kata-kata itu mematikan segala keinginan tersebut.

Aku memandu agak perlahan. Suhaib yang kelihatan agak ceria, memasang memasang radio dan sesekali tersenyum mendengar celoteh DJ bertugas.

"Bacalah kad yang abah kirim tu" kataku sambil menjeling padanya yang tersandar disebelah ku. Dia segera mencapai envelope putih bersaiz 4 x 8 inci itu mengoyakkan kulit dan mengeluarkan isinya. Sebuah kad raya yang manis warnanya, coklat dengan kombinasi keemasan.

Suhaib membaca seketika, tapi kemudian segera meletakkan kad itu di dalam laci dashboard.Wajahnya tiba-tiba muram dan muncungnya kelihatan agak panjang.

"Kenapa ni? Apa yang abah tulis? Abah marah Suhaib ke" tanya ku bertalu-talu. Suhaib mendiamkan diri. Wajahnya dihalakan ke arah tingkap sebelah kiri.

Aku sudah masak benar dengan sikap orang bujang di sebelahku ini. Malas nak layan. Kami berdua sama-sama membatukan diri.

Perjalanan dari Keramat ke Gombak terasa begitu lama sekali. Tiba di laman sekolah, Suhaib segera menghulurkan tangan, bersalam dan mencium tanganku.

Aku ingin mencium pipinya tetapi cepat-cepat dia memalingkan wajahnya. Aku perasan hidung dan matanya merah sedikit.

Tanpa sepatah kata, terus saja dia membuka pintu kereta dan berjalan meninggalkan ku yang masih termangu-mangu.

Aku mencapai kad raya di laci kereta dan meneruskan perjalanan menghala ke Hulu Kelang. Aku cuba membaca kad Raya itu,tetapi tulisan yang agak halus itu menyukarkan aku memahami isi kandungannya.

Aku memberhentikan kereta di tepi jalan dan melihat kad itu semula.

"Suhaib, di Hari Raya ini, abah mohon jutaan maaf kerana sejak tujuh tahun yang lalu, abah tak pernah belikan baju Raya dan kasut baru untuk Suhaib. Abah juga terlalu ingin untuk membawa Suhaib ke kedai dan membeli barang-barang yang Suhaib suka.

"Abah juga minta maaf kerana tidak dapat membesarkan Suhaib dan memberi didikan yang baik sepertimana bapa orang lain. Abah terlalu rindu untuk bersama-sama Suhaib dan Umi dan menyambut Raya macam orang lain....."

Ohhhh! Inikah ucapan yang menyebabkan Suhaib muncung macam ikan todak. Aku pun terasa sayu juga membaca ucapan itu.Air mataku sendiri bergenang. Nasib baik aku sedang bersendirian di kereta.

Pada ketika itu, aku hanya mampu berdoa supaya kezaliman ISA segera di angkat dari keluarga kami...

Hadith Tsulasa’: Renungan tentang Bulan Ramadhan oleh Imam As-Syahid Hassan Al-Banna


Kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt. Kita ucapkan shalawat dan salam untuk junjungan kita Nabi Muhammad, juga untuk segenap keluarga dan sahabatnya, serta siapa saja yang menyerukan dakwahnya hingga hari kiamat.

Wahai Ikhwan yang mulia. Saya sampaikan salam penghormatan Islam, salam penghormatan dari sisi Allah yang diberkati dan baik: assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

Pada malam ini, yang merupakan akhir bulan Sya’ban, kita menutup serial kajian kita tentang Al-Qur’anul Karim, tentang kitab Allah swt. Insya Allah, pada sepuluh malam yang pertama bulan Syawal, kita kembali kepada tema tersebut. Setelah itu kita akan membuka serial baru dari ceramah-ceramah Ikhwan, yang temanya insya Allah: Kajian-Kajian tentang Sirah Nabi dan Tarikh Islam.

Ramadhan adalah bulan perasaan dan ruhani, serta saat untuk menghadapkan diri kepada Allah. Sejauh yang saya ingat, ketika bulan Ramadhan menjelang, sebagian Salafush Shalih mengucapkan selamat tinggal kepada sebagian lain sampai mereka berjumpa lagi dalam shalat ‘Id. Yang mereka rasakan adalah ini bulan ibadah, bulan untuk melaksanakan shiyam (puasa) dan qiyam (shalat malam) dan kami ingin menyendiri hanya dengan Tuhan kami.


Ikhwan sekalian, sebenarnya saya berupaya untuk mencari kesempatan untuk mengadakan kajian Selasa pada bulan Ramadhan, tetapi saya tidak mendapatkan waktu yang sesuai. Jika sebagian besar waktu selama setahun telah digunakan untuk mengadakan kajian-kajian tentang Al-Qur’an, maka saya ingin agar waktu yang ada di bulan Ramadhan ini kita gunakan untuk melaksanakan hasil dari kajian-kajian tersebut. Apalagi, banyak di antara ikhwan yang melaksanakan shalat tarawih dan memanjangkannya, sampai mengkhatamkan Al-Qur’an satu kali di bulan Ramadhan. Ini merupakan cara mengkhatamkan yang indah. Jibril biasa membacakan dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an dari Nabi saw. Sekali dalam setahun. Nabi saw. mempunyai sifat dermawan, dan sifat dermawan beliau ini paling menonjol terlihat pada bulan Ramadhan ketika Jibril membacakan dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an beliau. Beliau lebih dermawan dan pemurah dibandingkan dengan angin yang ditiupkan. Kebiasaan membacakan dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an ini terus berlangsung sampai pada tahun ketika Rasulullah saw. diberi pilihan untuk menghadap kepada Ar-afiq Al-A’la (Allah swt. — pen.), maka ketika itu Jibril membacakan dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an beliau dua kali. Ini merupakan isyarat bagi Nabi saw. bahwa tahun ini merupakan tahun terakhir beliau hidup di dunia.


Ikhwan sekalian, Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an. Rasulullah saw. pernah bersabda mengenainya, “Puasa dan Al-Qur’an itu akan memberikan syafaat kepada hamba di hari kiamat. Puasa akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah menghalangi-nya dari makan dan syahwat, maka perkenankanlah aku memberikan syafa ‘at untuknya.’ Sedangkan Al-Qur’an akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dan tidur di malam hari, maka perkenankan aku memberikan syafaat untuknya. ‘Maka Allah memperkenankan keduanyamemberikan syafaat. ” (HR. Imam Ahmad dan Ath Thabrani)


Wahai Ikhwan, dalam diri saya terbetik satu pemikiran yang ingin saya bicarakan. Kerana kita berada di pintu masuk bulan Puasa, maka hendaklah pembicaraan dan renungan kita berkaitan dengan tema bulan Ramadhan.

Ikhwan sekalian, kita telah berbicara panjang lebar tentang sentuhan perasaan cinta dan persaudaraan yang dengannya Allah telah menyatukan hati kita, yang salah satu dampaknya yang paling terasa adalah terwujudnya pertemuan ini kerana Allah. Bila kita tidak akan berjumpa dalam masa empat pekan atau lebih, maka bukan berarti bara perasaan ini harus padam atau hilang. Kita tidak mesti melupakan prinsip-prinsip luhur tentang kemuliaan dan persaudaraan kerana Allah, yang telah dibangun oleh hati dan perasaan kita dalam majelis yang baik ini. Sebaliknya, saya yakin bahwa ia akan tetap menyala dalam jiwa sampai kita biasa berjumpa kembali setelah masa percutian ini, insyaAllah. Jika ada salah seorang dari Anda melaksanakan shalat pada malam Rabu, maka saya berharap agar ia mendoakan kebaikan untuk ikhwannya. Jangan Anda lupakan ini! Kemudian saya ingin Anda selalu ingat bahwa jika hati kita merasa dahaga akan perjumpaan ini selama minggu-minggu tersebut, maka saya ingin Anda semua tahu bahwa dahaganya itu akan dipuaskan oleh mata air yang lebih utama, lebih lengkap, dan lebih tinggi, yaitu hubungan dengan Allah swt., yang merupakan cita-cita terbaik seorang mukmin bagi dirinya, di dunia maupun akhirat.


Kerana itu, Ikhwan sekalian, hendaklah Anda semua berusaha agar hati Anda menyatu dengan Allah swt. Pada malam-malam bulan mulia ini. Sesungguhnya puasa adalah ibadah yang dikhususkan oleh Allah swt. bagi diri-Nya sendiri. “Semua amalan anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. la untuk-Ku dan Aku akan memberikan balasannya.”
Ini, wahai Akhi, mengisyaratkan bahwa setiap amal yang dilaksanakan oleh manusia mengandung manfaat lahiriah yang bisa dilihat, dan di dalamnya terkandung semacam bagian untuk diri kita. Kadang-kadang jiwa seseorang terbiasa dengan shalat, sehingga ia ingin melaksanakan banyak shalat sebagai bagian bagi dirinya. Kadang-kadang ia terbiasa dengan dzikir, sehingga ia ingin banyak berdzikir kepada Allah sebagai bagian bagi dirinya. Kadang-kadang ia terbiasa dengan menangis kerana takut kepada Allah, maka ia ingin banyak rnenangis kerana Allah sebagai bagian bagi dirinya. Adapun puasa, wahai Akhi, di dalamnya tidak terkandung apa pun selain larangan. Ia harus melepaskan diri dari bermacam keinginan terhadap apa yang menjadi bagian dirinya. Bila kita terhalang untuk berjumpa satu sama lain, maka kita akan banyak berbahagia kerana bermunajat kepada Allah swt. Dan berdiri di hadapan-Nya, khusus-nya ketika melaksanakan shalat tarawih.


Ikhwan sekalian, hendaklah senantiasa ingat bahwa Anda semua berpuasa kerana melaksanakan perintah Allah swt. Maka berusahalah sungguh-sungguh untuk beserta dengan Tuhan Anda dengan hati Anda pada bulan mulia ini. Ikhwan sekalian, Ramadhan adalah bulan keutamaan. Ia mempunyai kedudukan yang agung di sisi Allah swt. Hal ini telah dinyatakan dalam kitab-Nya, “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeza (antara yang haq dan yang batil).” (Al-Baqarah:185)


Wahai Akhi, pada akhir ayat ini Anda mendapati: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (Al-Baqarah: 185) Puasa adalah kemanfaatan yang tidak mengandung bahaya. Dengan penyempurnaan puasa ini, Allah swt. akan memberikan hidayah kepada hamba-Nya. Jika Allah memberikan taufiq kepada Anda untuk menyempurnakan ibadah puasa ini dalam rangka menaati Allah, maka ia adalah hidayah dan hadiah yang patut disyukuri dan selayaknya Allah dimahabesarkan atas karunia hidayah tersebut. “Dan hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur.” (Al-Baqarah: 185) Kemudian, lihatlah wahai Akhi, dampak dari semua ini. “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al-Baqarah; 186)


Wahai Akhi, di sini Anda melihat bahwa Allah Yang Maha Benar meletakkan ayat ini di tempat ini untuk menunjukkan bahwa Dia swt. paling dekat kepada hamba-Nya adalah pada bulan mulia ini. Allah swt. telah mengistimewakan bulan Ramadhan. Mengenai hal ini terdapat beberapa ayat dan hadits. Nabi saw. bersabda, “Jika bulan Ramadhan datang, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu, kemudian datang seorang penyeru dari sisi Allah Yang Mahabenar swt “Wahai pencari kejahatan, berhentilah! Dan wahai pencari kebaikan, kemarilah!’”


Wahai Akhi, pintu-pintu surga dibuka, kerana manusia berbondong-bondong melaksanakan ketaatan, ibadah, dan taubat, sehingga jumlah pelakunya banyak. Setan-setan dibelenggu, kerana manusia akan beralih kepada kebaikan, sehingga setan tidak mampu berbuat apa-apa. Hari-hari dan malam-malam Ramadhan, merupakan masa-masa kemuliaan yang diberikan oleh Al-Haq swt., agar orang-orang yang berbuat baik menambah kebaikannya dan orang-orang yang berbuat jahat mencari karunia Allah swt. sehingga Allah mengampuni mereka dan menjadikan mereka hamba-hamba yang dicintai dan didekatkan kepada Allah.


Keutamaan dan keistimewaan paling besar bulan ini adalah bahwa Allah swt. telah memilihnya menjadi waktu turunnya Al-Qur’an. Inilah keistimewaan yang dimiliki oleh bulan Ramadhan. Kerana itu, Allah swt. mengistimewakan dengan menyebutkannya dalam kitab-Nya.” (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an.” (Al-Baqarah: 185)


Ada ikatan hakikat dan fisik antara turunnya Al-Qur’an dengan bulan Ramadhan. Ikatan ini adalah selain bahwa Allah telah menurunkan Al-Qur’an di bulan Ramadhan, maka di bulan ini pula Dia mewajibkan puasa. Kerana puasa artinya menahan diri dari hawa nafsu dan syahwat. Ini merupakan kemenangan hakikat spiritual atas hakikat material dalam diri manusia. Ini berarti, wahai Akhi, bahwa jiwa, ruh, dan pemikiran manusia pada bulan Ramadhan akan menghindari tuntutan-tuntutan jasmani. Dalam kondisi seperti ini, ruh manusia berada di puncak kejernihannya, kerana ia tidak disibukkan oleh syahwat dan hawa nafsu. Ketika itu ia dalam keadaan paling siap untuk memahami dan menerima ilmu dari Allah swt. Kerana itu, bagi Allah, membaca Al-Qur’an merupakan Ibadah paling utama pada bulan Ramadhan yang mulia.
Pada kesempatan ini, Ikhwan sekalian, saya akan meringkaskan untuk Anda semua pandangan-pandangan saya tentang kitab Allah swt., dalam kalimat-kalimat ringkas.


Wahai Ikhwan yang mulia, tujuan-tujuan asasi dalam kitab Allah swt. dan prinsip-prinsip utama yang menjadi landasan bagi petunjuk Al-Qur’an ada empat:


1. Perbaikan Aqidah
Anda mendapati bahwa Al-Qur’anul Karim banyak menjelaskan masalah aqidah dan menarik perhatian kepada apa yang seharusnya tertanam sungguh-sungguh di dalam jiwa seorang mukmin, agar ia bisa mengambil manfaatnya di dunia dan di akhirat. Keyakinan bahwa Allah swt. adalah Yang Maha Esa, Yang Mahakuasa, Yang menyandang seluruh sifat kesempurnaan dan bersih dari seluruh kekurangan. Kemudian keyakinan kepada hari akhir, agar setiap jiwa dihisab tentang apa saja yang telah dlkerjakan dan ditinggal kannya. Wahai Akhi, jika Anda mengumpulkan ayat-ayat mengenai aqidah dalam Al-Qur’an, niscaya Anda mendapati bahwa keseluruhannya mencapai lebih dari sepertiga Al-Qur’an. Allah swt. berfirman dalam surat Al-Baqarah, “Hai manusia, beribadahlah kepada Rabb kalian Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian; kerana itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahui.” (Al-Baqarah: 21-22)


Wahai Akhi, setiap kali membaca surat ini, Anda mendapati kandungannya ini melintang di hadapan Anda. Allah swt. juga berfirman dalam surat Al-Mukminun, “Katakanlah, Kepunyaan siapa-kah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kalian mengetahui?’ Mereka akan menjawab, ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah, ‘Maka apakah kalian tidak ingat?’ Katakanlah, ‘Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya ‘Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab, ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah, ‘Maka apakah kalian tidak bertaqwa?’ Katakanlah, ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (adzab)-Nya, jika kalian mengetahui?’ Mereka akan menjawab, ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah, ‘(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kalian ditipu?’ Sebenar-nya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta.” (Al-Mukminun: 84-90)
Allah swt. juga berfirman di surat yang sama, “Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu dan tidak pula mereka saling bertanya. Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikannya) maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangan (kebaikannya), maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam.” (Al-Mukminun: 101-103)
Allah swt. juga berfirman, “Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat. Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya. Dan manusia bertanya, ‘Mengapa bumi (jadi begini)?’ Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. Kerana sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Az-Zalzalah: 1-8)
Allah swt. berfirman, “Hari Kiamat. Apakah hari Kiamat itu? Tahukah kalian apakah hari Kiamat itu?” (Al-Qari’ah: 1-3) Dalam surat lain Allah berfirman, “Bermegah-megahan telah melalaikan kalian. Sampai kalian masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui (akibat perbuatan kalian itu). Dan janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui.” (At-Takatsur: 1-4) Wahai Akhi, ayat-ayat mi menjelaskan hari akhirat dengan pen-jelasan gamblang yang bisa melunakkan hati yang keras.


2. Pengaturan Ibadah
Anda juga membaca firman Allah swt. mengenai ibadah. “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.” (Al-Baqarah: 43) “…diwajib-kan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian.” (Al-Baqarah: 183) “…mengerjakan haji adalah kewa-jiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.” (Ali-Imran: 97) Maka aku katakan kepada mereka, “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.” (Nuh: 10) Dan banyak lagi ayat-ayat lain mengenai ibadah.


3. Pengaturan Akhlak
Mengenai pengaturan akhlak, wahai Akhi, Anda biasa membaca firman Allah swt. “Dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-nya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya.” (Asy-Syams: 7-8) “…Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada dalam diri mereka sendiri.” (Ar-Ra’d:11) “Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran. (Yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian. Dan orang-orang yang sabar kerana mencari ridha Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik). (Yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shalih dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu. (Sambil mengucapkan), ‘Salamun ‘alaikum bima shabartum (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu),’ maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (Ar-Ra’d: 19-24) Wahai Akhi, Anda mendapati bahwa akhlak-akhlak mulia bertebaran dalam kitab Allah swt. dan bahwa ancaman bagi akhlak-akhlak tercela sangatlah keras. “Dan orang-orang yang memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahanam).” (Ar-Ra’d: 25)
Inilah peraturan-peraturan tersebut, Ikhwan sekalian, sebenarnya, peraturan-peraturan itu lebih tinggi daripada yang dikenal oleh manusia, kerana di dalamnya terkandung semua yang dikehendaki manusia untuk mengatur urusan masyarakat. Ketika mengupas sekelompok ayat, maka Anda mendapati makna-makna ini jelas dan gamblang. “Seperempat Juz Khamr” yang diawali dengan “Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi” (Al-Baqarah: 219), mengandung lebih dari dua puluh lima hukum praktis: tentang khamr, judi, anak-anak yatim, pernikahan laki-laki dan wanita-wanita musyrik, haid, sumpah, ila’, talak, rujuk, khuluk, nafkah, dan hukum-hukum lainnya yang banyak sekali Anda dapatkan dalam seperempat juz saja. Hal ini kerana surat Al-Baqarah datang untuk mengatur masyarakat Islam di Madinah.


Ikhwan tercinta, hendaklah Anda semua menjalin hubungan dengan kitab Allah. Bermunajatlah kepada Tuhan dengan kitab Allah. Hendaklah masing-masing dari kita memperhatikan prinsip-prinsip dasar yang telah saya sebutkan ini, kerana itu akan memberikan manfaat yang banyak kepada Anda, wahai Akhi. Insya Allah Anda akan mendapatkan manfaat darinya.
Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Sayidina Muhammad dan kepada segenap keluarga dan sahabatnya.

Tarbiyatuna


Wasiat Imam AsSyahid - Perteguhkan


Wasiat 10 Hassan Al-Banna

1.Dirikanlah solat apabila saudara mendengar azan walau dalam apa keadaan sekalipun.


2.Bacalah alQur'an atau bacalah buku-buku atau dengarlah perkataan yang baik-baik atau berzikirlah kepada Allah dan janganlah membuang masa walau sedikit pun dalam perkara yang tiada faedah.


3.Berusaha dan bersungguh-sunggulah saudara untuk bertutur Bahasa Arab yang betul (fus_hah) kerana sesungguhnya itu adalah antara syi'ar-syi'ar Islam.


4.Janganlah banyak bertengkar dalam apa-apa perkara sekalipun kerana pertengkaran tidak memberi sebarang kebaikan.


5.Janganlah banyak ketawa kerana hati yang sentiasa berhubung dengan Allah itu sentiasa tenang lagi tenteram.


6.Janganlah bergurau kerana ummat yang berjuang itu tidak mengerti melainkan bersungguh-sungguh dalam semua perkara.


7.Janganlah saudara meninggikan suara lebih daripada kadar keperluan para pendengar kerana suara yang nyaring itu adalah suatu resmi yang sia-sia dan menyakiti hati orang.


8.Jauhilah mengumpat peribadi orang, mengecam pertubuhan-pertubuhan, dan janganlah bercakap melainkan yang boleh mendatangkan kebaikan.


9.Berkenal-kenalanlah dengan tiap-tiap saudaramu walaupun ia tidak meminta saudara berkenalan kerana asa gerakan da'wah kita ialah berkasih sayang dan berkenal-kenalan.


10.Kewajipan-kewajipan kita lebih banyak daripada masa yang ada. Oleh itu tolonglah saudaramu sendiri tentang cara-cara bagaimana hendak menggunakan masa dengan berfaedah dan jika saudara mempunyai tugas sendiri, maka ringkaskanlah perlaksanaannya.

Friday, September 26, 2008

Dua Kegembiraan


Sabda Nabi saw :

Bagi yang berpuasa dua kegembiraan pertama kegembiraan berbuka dan kegembiraan bertemu Allah Azzawajalla


Kenangan Mujahid Ulung


Renungan 10 Akhir Ramadhan

Ustaz A Ghani Shamsudin

SOALAN: Saya seorang Muslim yang sudah lama meninggalkan ajaran Islam secara serius, sama ada dalam bentuk kepercayaan, pegangan, dan dalam amal ibadat. Tetapi dalam kesempatan berkunjung ke surau berdekatan rumah untuk bersolat Tarawih pada tahun ini dan mendengar siri tazkirah, mula melahirkan bibit-bibit kesedaran untuk menjadi hamba Allah yang mempraktikkan Islam.

Dalam salah satu siri tazkirah, ada disebut bahawa Sayidina Umar bin al-Khattab pun sebelum memeluk Islam, merupakan seorang yang ada cita-cita untuk membunuh Nabi Muhammad s.a.w. Bukan setakat itu, malah dia juga terbabit dalam menanam anak perempuannya pada zaman jahiliah, meminum arak, berfoya-foya, tetapi akhirnya selepas memeluk Islam jadi baik.

Persoalannya, bolehkah saya boleh menjadi seperti beliau (Umar), sedangkan saya dilahirkan sebagai seorang Islam berbeza dengan beliau yang tidak Islam.�Saya ingin sangat nasihat atau kaunseling ustaz, bagaimana saya boleh menjadi seorang Muslim yang baik pada Ramadan kali ini. - Abdul Muhaimin Ismail, Kg Chalok Barat, Setiu, Terengganu

JAWAPAN: Kesempatan hidup selama 60 atau 70 tahun di dunia ini perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Tuhan serta agama yang benar dan betul perlu dicari agar nasib kita nanti di akhirat lebih baik dan beruntung. Orang yang malang ialah mereka yang gagal mencari tuhan dan jalan yang benar untuk hidup di dunia ini lalu dia dibakar api neraka di akhirat kelak.

Jadi apabila saudara telah menemui agama dan tuhan yang sebenar saudara perlu istiqamah melaksanakan segala suruhan dan menghindari segala bentuk larangan-Nya. Jika tidak anda sama sahaja dengan manusia yang meraba-raba mencari tuhan dan jalan kehidupan yang diredainya.

Kehidupan dan sejarah yang dilalui oleh para leluhur seperti Sayidina Umar itu adalah suratan takdir bagi beliau. Beliau hidup dalam zaman kegelapan jahiliah yang sangat pekat. Namun Allah telah mengangkat mertabat beliau menjadi sahabat Rasul yang kedudukannya bagaikan bintang di langit. Jihad dan kesungguhan serta sumbangan jasa bakti beliau ketika itu tidak boleh disamakan dengan kaadaan sekarang. Saudara hidup dalam zaman Islam sudah berkembang lama; walaupun sudah banyak yang ditinggalkan ajarannya.

Apa yang penting ialah kita menunaikan ajaran Islam sepertimana yang diajar oleh Rasul dan sahabat-sahabat baginda. Dalam bulan Ramadhan ini kita disuruh menunaikan puasa pada waktu siangnya; kerana Rasulullah bersabda yang bermaksud: "Siapa yang berpuasa Ramadan dengan sukarela kerana dorongan keimanan semata-mata maka dosa-dosanya diampunkan."

Dalam sebuah hadis baginda menegaskan: "Dosa-dosa kecil seseorang berkaitan keluarga, harta dan jiran tetangganya dilupuskan oleh ibadat solat, puasa dan sedekah."

Puasa juga menurut baginda ibarat benteng atau tembok yang sangat kukuh menghindarkan kita daripada api neraka.

Dalam hadis lain pula baginda mengatakan: "Puasa dan amalan membaca al-Quran akan membantu seseorang itu pada hari kiamat kelak."

Abdullah bin Amru meriwayatkan daripada Rasulullah bahawa baginda bersabda: �Puasa dan amalan membaca al-Quran akan membantu seseorang itu pada hari kiamat kelak. (Ketika itu) puasa akan berkata: "Hai Tuhan aku telah menghalangnya daripada menjamah makanan dan melempiaskan nafsu syahwatnya oleh itu ampunkanlah dosanya kerana itu. Quran pula akan berkata: Hai Tuhan aku telah menyebabkan dia kurang tidur pada waktu malam oleh itu maafkanlah kesalahannya kerana itu. Baginda berkata (akhirnya) dia diberi pelepasan." (Hadis riwayat Ahmad

Pada bulan Ramadhan anda boleh memulakan taubat nasuha kepada Allah untuk meninggalkan segala perangai buruk seperti degil untuk tunduk kepada arahan dan tegahan agama, enggan melaksanakan kewajipan syara', suka melewatkan solat dan sebagainya.

Inilah bulan yang paling baik untuk anda memulakan corak hidup baru yang penuh keimanan, syukur, taat, inabah dan khusyuk dalam mengerjakan solat dan ibadah.

Inilah masa untuk berhijrah daripada pegangan dan ajaran yang salah dari sudut pemikiran dan budaya kepada kehidupan Islam yang sejati dan hakiki. Inilah saat yang paling sesuai kita berhijrah kepada landasan perjuangan politik Islam dan meninggalkan landasan politik berasaskan kaum atau tanah. Apabila nawaitu dan akidah kita benar maka solat dan puasa serta sedekah akan diterima Allah insya-Allah.Jika tidak segala amal ibadat menjadi sia-sia.

Dalam bulan yang mulia ini kita boleh membanyakkan sebutan zikir dan doa kepada Allah. Rasulullah menegaskan: Tiga orang yang doa mereka tidak akan dihampakan oleh Allah - orang yang berpuasa hinggalah dia berbuka, penguasa atau pemerintah yang adil dan doa orang teraniaya.(Hadis riwayat Termizi)

Pada bulan mulia ini juga pahala amal soleh akan digandakan oleh Allah. Sebab itu banyakkan bersedekah; menyumbang bakti dan budi. Nabi adalah seorang yang pemurah, apabila tiba Ramadan baginda adalah orang yang paling banyak memberi dan bersedekah.

Kepanasan matahari dan suasana yang terik di samping perut yang lapar membentuk seseorang agar tabah dan sabar berhadapan dengan rintangan.; inilah antara hikmat disyariatkan puasa. Ibadah ini mahu mencanai sifat tabah dan semangat yang kental serta azam yang kukuh untuk menjayakan cita-cita murni. Kesabaran ini menyebabkan dia tidak membalas cercaan orang dengan cercaan yang serupa; sebaliknya dengan jiwa besar dia mengatakan kepada mereka: "saya sedang berpuasa."

Sifat ini akan membawa kepada suasana damai dan tenteram dalam masyarakat.

Anda tidak perlu memikirkan diri anda boleh melampaui martabat Sayidina Umar justeru martabat Umar martabat yang sukar untuk ditandingi oleh orang seperti kita. Namun saudara boleh bercita-cita untuk menjadi insan terbaik dengan meluruskan niat, membersihkan hati dan meningkatkan kualiti dan jati diri sehingga mencapai darjat kemanusiaan yang mulia dan luhur.

Saudara boleh menyegerakan taubat kepada Allah beristighfar dan menyesali dosa-dosa yang lalu dan berazam untuk menghindarinya dan memulihkan kesan-kesan buruk terhadap dosa yang sudah berlaku.

Saudara boleh menyegerakan solat pada waktunya, solat berjemaah dengan berusaha mendapatkan takbir yang pertama bersama imam, menunaikan sunat rawatib dan amal soleh yang lain.

Banyakkan solat dan qiamullaili dengan berbagai jenis solat sunat yang lain, membaca qunut dan doa pada waktu sahur.

Saudara juga boleh membiasakan diri dengan tilawah al Quran. Jadikan tilawah sebagai adat dan amalan lazim harian anda. Indahkan al-Quran dengan suara bacaan anda yang merdu, khusyuk dan sayu.

Sambungkan silaturrahim, ziarahi kerabat dan saudara mara, maafkan kesalahan orang lain, jalin hubungan mesra dengan jiran tetangga dan orang kampung tempat tinggal anda. Banyakkan amalan bersedekah dan menderma.

Tunaikan zakat harta, keluarkan nafkah untuk anak isteri dan kerabat handai. Bantu golongan miskin dan orang yang tidak berdaya dan golongan tetindas di Mindanao, Pattani, Palestin, Afghanistan, Iraq, Darfur dan lain-lain.

Bersihkan jiwa dan hati daripada melihat orang lain; lebih-lebih lagi beranggapan para leluhur seperti Umar lebih jelek kedudukannya daripada kita. Sebaliknya kita harus meletakkan penghormatan yang sangat tinggi kepada para sahabat Rasulullah s.a.w. yang disebut oleh oleh baginda sebagai bintang-bintang di langit.

Siapa sahaja daripada kalangan para sahabat yang kita contohi pasti kita akan mendapat petunjuk. Muliakan kedudukan mereka. Dalam masa yang sama cubalah hidup mencontohi mereka.

Dalam pada itu jika anda mempunyai rezeki yang cukup untuk menunaikan umrah dalam bulan Ramadan maka bulatkan tekad dan niat untuk menunaikannya dalam bulan puasa ini.

Rasulullah s.a.w. bersabda: "Penunaian umrah dalam bulan Ramadan menyamai ibadah haji (pahalanya) atau seolah-olah menunaikan haji bersama-samaku." ( Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Selanjutnya anda manfaatkanlah bulan Ramadan untuk meningkat usaha jihad menegak dan menobatkan ajaran Islam; sama ada dengan lisan, tulisan, harta mahu pun nyawa. Bulan Ramadan ini bulan menjana perubahan merobohkan kebatilan dan kekufuran dan menegakkan keadilan dan cita-cita Islam. Inilah bulan kemenangan untuk umat Islam insya-Allah.

Demikianlah beberapa pesanan ringkas saya untuk saudara laksanakan; semoga saudara mendapat tempat dan martabat yang tinggi di sisi Allah Azza Wa Jalla.

Wednesday, September 24, 2008

Pedoman Aidilfitri

Bulan Ramadan yang penuh keberkatan telah sampai ke penghujungnya. Kini Aidilfitri menjelang tiba. Aidilfitri disambut dengan penuh kesyukuran dan kegembiraan kerana itulah tanda bahawa perjuangan melawan hawa nafsu di bulan Ramadan telah berjaya.

Tapi ini bukan bererti perjuangan tersebut berhenti setakat itu sahaja sebaliknya amalan-amalan baik yang dilakukan sepanjang bulan Ramadan wajar diteruskan dan amalan yang haram adalah ditegah. Namun dalam keghairahan dan kegembiraan menyambut hari raya yang mulia, umat islam diingatkan agar jangan melampaui lunas-lunas dan batasan yang telah ditetapkan oleh Islam.

Ini kerana dibimbangi, hariraya yang dijadikan oleh Allah swt sebagai anugerah kerana kejayaan hambanya beribadah dan berjuang melawan hawa nafsu selama sebulan bertukar menjadi hari untuk menghimpunkan dosa-dosa yang tidak dapat dilakukan sepanjang bulan Ramadan.

Islam telah memberikan beberapa garis panduan yang sewajarnya menjadi amalan umat Islam dalam menghadapi kemeriahan berhari raya. Antara amalan sunat yang dianjurkan untuk menjadi amalan menjelang hari raya ialah:

:- Bertakbir dan bertahmid kepada Allah bermula dari waktu terbenam matahari malam hari raya sehingga imam mengangkat takbiratul ihram sembahyang hari raya. Firman Allah : “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (Surah al-Baqarah :185)

:- Mandi sunat di pagi hari raya :- Memakai pakaian baru atau bersih

:- Memakai wangi-wangian dan menghilangkan segala bau yang tidak elok

:- Memohon kemaafan dan keampunan kepada dua ibubapa, suami atau isteri dan ahli keluarga yang lain

:- Makan sedikit sebelum ke masjid dan melalui jalan yang berbeza untuk pergi dan pulang dari masjid

:- Solat Sunat Hari Raya

:- Ziarah menziarahi dan sebagainya. Ketika sedang gembira berhari raya, jangan dilupa pada golongan yang memerlukan Amalan bersedekah merupakan cara terbaik sebagai tanda kesyukuran di atas segala nikmat dan rezeki yang dikurniakan oleh Allah.

Selain daripada itu, dalam kesibukan membuat persiapan menghadapi hari raya , perlu dielakkan campuraduk antara amalan-amalan yang baik dengan perkara yang ditegah. Di antaranya pembaziran dalam penyediaan makanan dan minuman. Selain itu, percampuran di antara lelaki dan perempuan secara bebas di dalam sesuatu majlis perlu dielakkan daripada berlaku.

Perkara-perkara maksiat yang ditegah oleh syara’ mestilah dijauhi dan janganlah melakukan perlanggaran batas-batas agama. Umat Islam juga perlulah menjaga adab sopan ketika ziarah menziarahi sanak saudara.

Di antaranya ialah dengan memilih waktu yang sesuai untuk berziarah. Apa yang diharapkan, hari raya bukan semata-mata hari untuk bergembira tetapi yang lebih penting dan utama ialah mendapat keredhaan dari Allah s.w.t.

Comments
Sunnah Nabi S.A.W. di hari raya

Khamis, 25, September 2008 pada 12:39 pm (Bicara Agama)
Tags: Pengumuman

Sumber: http://www.al-azim.com/

Kegembiraan umat Islam menjelangnya Hari Raya Aidilfitri tidaklah bererti kita menyambutnya sebagaimana kaum-kaum yang lain bersuka ria pada hari-hari kebesaran mereka.

1. Sebelum pergi menunaikan solat sunnah Hari Raya Aidilfitri, Baginda SAW akan mengenakan pakaiannya yang terbaik, kemudian menjamah tamar dengan bilangan butiran ganjil iaitu tiga, lima atau tujuh biji. Hal ini berlainan dengan Hari Raya Aidiladha di mana Baginda SAW imsak (tidak makan) sebelum menunaikan solat sunnah Hari Raya Aidiladha.

2. Baginda SAW akan berpesan agar kaum muslimin menyegerakan pembahagian zakat fitrah kepada mereka yang berhak, manakala solat sunnah Aidiladha disegerakan supaya umat Islam dapat mempercepatkan urusan sembelihan korban. Mengenai hal tersebut, Allah Ta ‘ala berfirman: “Maka dirikanlah solat kerana Tuhanmu dan berkorbanlah! ” (Al Kautsar: 2).

3. Ibnu Umar RA kerana mahu bersungguh menghayati sunnah Nabi SAW, beliau hanya akan keluar untuk pergi menunaikan solat sunnah selepas terbitnya matahari dan di sepanjang perjalanan beliau akan terus bertakbir dan bertahmid memuji Allah SWT.

4. Nabi SAW akan mengerjakan solat sunnah itu sebelum berkhutbah. Di dalam solat berkenaan, Baginda SAW akan bertakbir sebanyak 7 kali dan berhenti seketika. Hanya Riwayat Ibnu Mas’ud sahaja yang menjelaskan bahawa Nabi SAW membaca Hamdalah dan berselawat di antara takbir-takbir itu. Pada rakaat yang kedua, takbir adalah sebanyak lima kali. Diriwayatkan juga bahawa Ibnu Umar RA mengangkat kedua-dua tangannya semasa bertakbir.

5. Pada rakaat pertama Nabi SAW akan membaca Al-Fatihah dan Surah Al-Qaf dan di rakaat yang kedua pula Al-Fatihah bersama Surah Al-Qamar. Kadang-kadang Baginda SAW akan membaca Surah Al-A’la dan Surah Al-Ghasyiah.

6. Nabi SAW tidak mengerjakan sebarang solat sebelum atau selepas solat sunnah hari raya itu. Dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata : “Sesungguhnya Nabi SAW menunaikan solat Aid dua rakaat tanpa disertai solat yang lain baik sebelumnya mahu pun sesudahnya. ” (HR. Al Bukhari dan Muslim dan yang lain).

Comments
Menghayati Aidilfitri

Khamis, 25, September 2008 pada 12:38 pm (Bicara Agama)
Tags: Pengumuman

Sumber: http://www.al-azim.com/

Pada ketika ini kita semua sedang dalam keadaan suasana kegembiraan menyambut Aidilfitri. Berziarah dan kunjung mengunjung, membuat rumah-rumah terbuka, menjamu sanak saudara dan sahabat handai.

Begitulah kebiasaan atau tradisi kita menyambut lebaran. Semoga kita menyambut Aidilfitri ini mengikut seperti mana yang telah dianjurkan oleh syara’ dengan tidak mencemari dan merosakkan keimanan yang telah kita sucikan disepanjang bulan Ramadhan.

Antara perkara yang dianjurkan oleh syara’ itu ialah :-

Pertama - bermaaf-maafan, perkara ini bukan hanya dilakukan pada hari raya sahaja, bahkan sewajarnya dilakukan dari masa ke semasa dengan seberapa segera, demi mengukuhkan ikatan persaudaraan agar terus menjadi erat dan mesra.

Kedua - kunjung mengunjung ( berziarah ) tanda persaudaraan dan silaturrahim. Mengujudkan hubungan silaturrahim ini merupakan salah satu yang dituntut oleh Islam bahkan dengan mengujudkan silaturrahim itu adalah jalan kepada hubungan dengan Allah Subhanahu Wataala. Ini jelas sebagaimana hadis Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam riwayat Al-Imam At-Tarmizi :- Maksudnya :-

Hubungan silaturrahim adalah jalinan daripada tuhan yang pengasih. Siapa yang menyambungnya, Allah juga berhubung dengannya dan siapa yang memutuskannya, Allah memutuskan hubungan dengannya.

Dalam pada itu patut kita ingat bahawa dalam kita asyik mengadakan kunjungan itu, janganlah pula sampai tertinggal sembahyang atau melakukan perkara-perkara yang bertentangan dengan ajaran-ajaran agama Islam seperti bersalam-salaman antara lelaki dan perempuan yang bukan mahram.

Ketiga - selain ziarah menziarahi di hari yang mulia ini, marilah kita sambut dengan cara yang berpatutan baik dari segi mengadakan jamuan, perhiasan, mahu pun pakaian, jangan sampai wujud pembaziran yang akan menyebabkan kita menanggung beban dikemudian hari. Hari raya ini bukan untuk kita menunjuk-nunjuk atau berbangga-bangga, akan tetapi hari raya adalah hari untuk kita meningkatkan hubungan kita dengan Allah Subhanahu Wataala dan hubungan kita sesama makhluk. Ingatlah akan Firman Allah Subhanahu Wataala dalam surah Ali-Imran ayat 112 :- Tafsirnya :-

Mereka diliputi kehinaan dimana sahaja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali ( agama ) Allah dan tali perjanjian dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu kerana mereka mengingkari dengan ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar, yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui.

Keempat - janganlah hendaknya ibu bapa membiarkan anak-anak mereka berhari raya dengan yang bukan mahramnya, balik hingga lewat malam dan menjadikan hari raya ini sebagai hari pergaulan bebas diantara mereka dan kawan-kawan.

KIDU 10 Tahun

Tuesday, September 23, 2008

Harapan CEO KIDU



Tadi sekitar jam 11.30 satu perjumpaan khusus sempena Wida' Ramadhan dan cuti aidilfitri diadakan taklimat khas bersama CEO Ust Haji Zawawi Haji Ahmad.

Dalam ucapannya tadi menjelas beberapa perkara :
i. Kita perlu ingat sejahar penubuhan Muassasah di tas semangat dan jihad amilin terdahulu.
ii. Ingat harapan dan cita-cita Ust. Fadhil Nor ke arah melahirkan amilin jamaah
iii. Bersama memajukan kolej dalam semua aspek dan mampu berdikari ke arah menjana ekonomi yang lebih mantap.
iv. Pelajar perlu berdsiplin dan senantiasa maju dalam mencapai matlamat penubuhan Kolej.

Iftar Buat Warga Muassasah Darul Ulum

Sekali lagi warga muassasah mengadakan Iftar Jamaei. Istimewa lagi iftar ini ditaja oleh Pengerusi Muassasah sendiri iaitu YAB Dato' Seri Ustaz Haji Azizan bin Abdul Razak. Semoga keberkatan iftar ramadhan mampu memberikan keberkatan kepada kerajaan baru di Kedah

Semua warga dijemput pada hari ini 24 Ramadhan dan pada malamnya selepas tarwith diadakan Majlis Khatam Al-Quran

Ust Fadhil Nor Dalam Kenangan


Cacatan perjalanan: 100 ribu rakyat mengiringi perjalanan terakhir pejuang bangsa.

Oleh Helme Hanafi

Seorang sahabat memberitahu keadaan Datuk Fadzil Nor tenat di Hospital Universiti Kebangsaaalaysia (HUKM) malam Sabtu 22 Jun lalu. Saya terasa getar pada suaranya yang seolah-olah memberitahu supaya segera ke HUKM. Tanpa lengah saya menghubungi Naib Ketua Pemuda Keadilan, Shamsul Iskandar Mohd Akin dan memaklumkan keadaan terkini Datuk Fadzil.

Beliau ketika itu sedang menikmati makan malam di Bangsar bergegas menyemput saya dan seorang lagi sahabat di Bukit Melawati. Bertiga kami pergi ke HUKM dan sebaik tiba terserempak dengan Dr Mohd Nur Manuty yang berjalan keluar dari hospital diringgi oleh Datuk Dr Hassan Ali serta keluarga. Kami bersalaman dan bertanya khabar terkini Datuk Fadzil dan diberitahu keadaan beliau ketika itu stabil. "Tadi lepas Maghrib kuman masuk dalam darah jadi keadaan kritikal sikit tapi sekarang Alhamdulilah kembali stabil,"kata Dr Mohd Nur dan diakui oleh Dr Hassan Ali.

Selepas berbual seketika, kami minta diri untuk masuk ke HUKM. Kemudian kami bertembung pula dengan bekas Presiden ABIM pertama, Dr Razali Nawawi yang diiringgi oleh beberapa orang keluar dari HUKM. Selepas bertanya khabar, berpelukan kami melangkah masuk mencari bilik rawatan Datuk Fadzil. Kedatangan kami disambut oleh Setiausaha Agung PAS, Ust Nasaruddin Mat Isa dan Setiausaha Politik kepada Datuk Fadzil, Dr Hatta Ramli.

Di balkoni sebelum masuk ke bilik rawatan terdapat juga anak lelaki Datuk Fadzil yang kelihatan tenang memberitahu ayahnya telah kembali stabil selain beberapa lain kenalan rapat Presiden PAS tersebut. Kerana kedatangan saya pada malam itu bukan diatas arahan atau tugas mencari berita, jadi saya hanya berbual-bual dengan Dr Hatta dan mendengar cerita dari Ust Nasaruddin.

Cerita perletakan jawatan Dr Mahathir yang kemudian ditarik balik menjadi bahan berlucu kami malam itu. Kami pulang ke rumah masing-masing setelah jam menunjukkan pukul 3 pagi. Pukul 10.50 pagi 23 Jun lalu, Shamsul orang pertama menelifon saya memberitahu bahawa Datuk Fadzil Nor telah kembali ke Rahmatullah. Dalam keadaan terkejut saya menghubungi seorang sahabat dan beliau menyuruh saya bersiap untuk ke HUKM.

Dari jauh saya perhatikan perkarangan HUKM telah dipenuhi oleh orang ramai. Sebaik tiba saya lihat Ketua Pemuda PAS, Mahfuz Omar memberitahu orang ramai bahawa jenazah akan dikebumikan di Muasasah Darul Ulum, Pokok Sena, Kedah. "Sesiapa yang hendak ke Kedah boleh bertolak sekarang kerana jenazah akan diterbangkan terus ke Alor Setar,"kata Mahfuz kepada orang ramai. Pemimpin PAS, Keadilan, Umno, dan orang ramai bercampur baur.

Di celah-celah orang ramai itu saya terpandang 'boss' saya, Pak Khalid Jaafar dan peguam muda Yusmadi Yusuf. Saya pergi bertemu beliau dan diberitahu supaya bersiap untuk menghadiri upacara perkebumian Datuk Fadzil Nor di Muasasah Darul Ulum, Kedah. Ketika kereta kami memasuki pekan Alor Setar jam menunjukkan pukul 5.40 petang. Kami sememangnya menjangkakan kesesakan lalu lintas tapi yang memeranjatkan adalah kesesakan tersebut bermula kira-kira 11 Kilometar dari Muasasah.

Kereta bergerak perlahan dengan di kiri-kanan jalan penunggang motosikal asyik mencelah mencari ruang kosong. Selepas 3 kilometar bersesak-sesak, kami benar-benar terperangkap akhirnya setelah melihat beberapa pemimpin mula berjalan kaki, kami mengambil keputusan untuk berjalan sama.

Ribuan orang dengan kenderaan terperangkap dan hanya penunggang motorsikal sahaja yang bergerak. Saya lihat Pak Khalid menahan seorang penunggang motorsikal, bercakap seketika dan membonceng motorsikal tersebut diikuti oleh YB Azmin Ali dan beberapa orang lagi. Ketika itu saya diberitahu jarak Muasasah Darul Ulum dengan tempat kami berjalan kira-kira 7 kilometar.

Setelah berjalan lebih satu kilometer saya lihat bekas Yang diPertuan Persatuam Ulama Malaysia, Ust Ahmad Awang turut terperangkap dalam kereta yang dinaikinya. Ketika itu, ada sebuah motorsikal berhenti dan bertanya samada saya ingin menumpang beliau. Lelaki lewat 50 an yang masih gagah itu bercerita bahawa beliau adalah orang kampung Pokok Sena. Katanya inilah kali pertama beliau lihat orang seramai ini.

"Ceramah besar selalu ada, tapi ini kali pertama pak cik tengok orang terlalu ramai,"katanya yang bercerita bahawa pada petang itu beliau berulang-alik berkali-kali untuk menumpangkan orang ke muasasah. "Ust Fadzil orang yang baik hati, dia jumpa kita kat mana pun angkat tangan, tak pernah sombong,"katanya dengan lohgat kedah yang pekat.

"Ust Fadzil minta kalau dia meninggal tanam kat sini (muasasah), dulu Pokok Sena ini orang tak mai, tempat jin bertendang, tapi Ust Fadzil beli tanah berpuluh ekar, buat muasasah, buat tempat ceramah,"katanya penuh dalam remang-remang senja petang itu. "Anak pak cik mengaji kat muasasah tu, lepas nie boleh sambung pi Mesir, Al-Azhar.

Ust Fadzil la yang suruh buat muasasah tu dulu. Kami orang kampung terhutang budi dengan Ustaz (Fadzil) kalau tak sebab dia mana ada orang Kuala Lumpur sampai kat Jabi (nama kampung), mana ada orang nak peduli dengan kami,"kata beliau yang sanggub berulang-alik dengan motorsikal 'uzur' yang menghantar orang ramai ke muasasah.

Saya tiba di muasasah tapi tidak boleh masuk untuk melihat jenazah kerana orang terlalu ramai. Ketika itu saya terbayang betapa Datuk Fadzil Nor disayangi oleh rakyat Malaysia dan orang Kedah terutamanya. Saya lihat surau besar di muasasah dipenuhi dengan orang yang membaca Al-Quran, bertahlil dan berzikir. Puluhan ribu lagi di luar terperangkap dalam kesesakan luar biasa di Pokok Sena.

Ketika Tuan Guru Datuk Nik Abdul Aziz berucap, beliau berkata, PAS telah kehilangan ramai pimpinan. Di seluruh Malaysia tapi inilah kali pertama dia melihat bagaimana ratusan ribu orang hadir ke majlis perkebumian seorang pemimpin PAS. "Ini membuktikan perjuangan beliau telah berjaya menyakinkan orang ramai. Orang ramai terhutang budi dengan pemimpin berjiwa besar seperti beliau,"kata Tuan Guru Nik Aziz sebelum mengimamkan jenazah Allahyarham Ust Datuk Fadzil Nor.

Allahyarham sepanjang hayatnya adalah pejuang yang gigih, sabar, komited dan sederhana. Demi kepentingan perjuangan Datuk Fadzil Nor akan bersahabat dengan sesiapa sahaja walaupun orang itu dulu adalah lawan beliau. Sifat tidak berdendam menjadikan beliau dihormati oleh kawan dan segani oleh lawan. Semoga Rohnya ditempatkan bersama orang-orang yang beriman.-Al Fatihah.

Salam Ramadhan


Moga ramadhan pada tahun ini kita beroleh ketaqwaan dan keampunan daripada Allah swt

Monday, September 22, 2008

Pemukiman di KIDU


Kenali KIDU sebagai destinasi ilmu anda.

Selamat Datang


Ahlan wasahlan kita bersama memanfaatkan dunia IT dengan idea dan pandangan bagi menjana fikrah Islamiah dan harakiah. Sumbangan anda dialu-alukan

Abu Iffah